Analisis Waste Management System Sebagai Implementasi dari Cost Leadership Strategy di Industri Perkayuan - Afif G. Ramadani

(Studi Kasus di PT. Dharma Satya Nusantara Surabaya)


Tugas Akhir / Tesis Magister Manajemen Agribisnis 
Penulis: Afif G. Ramadani
Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga
Program Studi Manajemen Strategik
Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Ringkasan:

PT. Dharma Satya Nusantara Surabaya merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang perkayuan yang memproduksi Bare Core, Three Layer Flooring, dan Engineering Door. Sebagai salah satu perusahaan yang besar di Indonesia terutama di bidang integrated wood maka top manajemen menginginkan perusahaan memiliki kemampuan bersaing dengan perusahaan sejenis baik yang berada di Indonesia maupun di negara lain. Untuk produk yang berbahan baku dari albazia (sengon), yaitu untuk produk Bare Core, PT. Dharma Satya Nusantara Surabaya menekankan strategi keunggulan biaya. Salah satu cara yang digunakan adalah menerapkan waste management system dengan tujuan menekan biaya bahan baku.

Penerapan Waste Management System di Departemen Bare Core PT. Dharma Satya Nusantara Surabaya dimulai dalam proses produksi secara efektif terutama dalam penggunaan bahan baku. Dengan mengoptimalkan proses produksi untuk bekerja secara efektif dan efisien maka sampah sisa hasil produksi bisa ditekan. Untuk pengolahan kayu sengon, sebagai bahan baku untuk pembuatan produk bare core, tingkat efisiensi bahan baku optimal (recovery factor) yang bisa diperoleh adalah 54.8%.

Untuk mendapatkan recovery factor yang lebih tinggi dari penggunaan bahan baku sengon, maka dibuatlah beberapa produk yang bernilai jual yang bahan bakunya dari waste proses produksi bare core. Dengan memproses waste menjadi bahan yang bisa dijual maka akan memberikan keuntungan. Ada beberapa development product yang terbuat dari waste bare core, antara lain penthung (pembalokan), sandwich single layer dan platform tanpa lem arranging. tingkat efisiensi bahan baku optimal (recovery factor) yang bisa diperoleh adalah 64.5%.

Dengan recovery factor total adalah 64,5% dan harga bahan baku sengon adalah Rp 800.000,- / m maka cost bahan baku menjadi Rp 1.240.310,- / m . Dengan harga jual produk bare core $220 / m , biaya tenaga kerja yang selalu naik setiap tahunnya karena mengikuti UMK dan biaya-biaya lain yang juga mengikuti maka penekanan biaya yang tepat adalah dari sektor bahan baku, yang merupakan salah satu komponen dari kontrol biaya Cost Leadership Strategy.


Pencarian yang berhubungan: waste management system, manajemen bahan baku, cost leadership strategy, manajemen risiko perusahaan manufaktur